Tipologi Pemahaman Hadis secara Tekstual dan Kontekstual

Tipologi Pemahaman hadis

Authors

  • Henri Ramdini Henri UIN SGD BANDUNG

Keywords:

Hadis, Pemahaman, Tipologi

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menguraikan investigasi metodologis tentang tipologi
pemahaman hadis secara tekstual dan kontekstual. Artikel ini juga mendeskrifsikan dualisme
konsep pemahaman hadis antara tekstual dan kontekstual yang sejatinya tidak saling
menafikan satu sama lain melainkan diupayakan dapat menjadi dua instrumen yang saling
melengkapi. Melalui studi deskriptif-analitik, penulis sampai pada kesimpulan bahwa
Pemahaman tentang teks terjadi mestinya berjalan sepanjang zaman, seiring perkembangan
masyarakat, sebab kehidupan itu berkembang seiring dengan peradaban. Dengan demikian
suatu teks akan mampu menjawab terhadap persoalan zaman kedua bentuk pemahaman di
atas sangat penting dalam bidang hadis, karena antara bentuk yang satu dengan lainnya saling
memerlukan. Pemahaman hadis memiliki peran penting, namun dalam prakteknya kurang
diperhatikan sebagian orang, mereka lebih tertarik berpikir tentang langkah aplikasi
ketimbang membincangkan landasan filosofisnya. Pemahaman tentang teks terjadi mestinya
berjalan sepanjang zaman, seiring perkembangan masyarakat, sebab kehidupan itu
berkembang seiring dengan peradaban

References

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1985, h.

Khairuddin, “Metode Penyelesaian Hadist Mukhtalif (Kajian Ta’arudh Al-Adillah)”

(Kajian Ta’arudh Al-Adillah), 2010, 48–58

Lailiyatun Nafisah, “Urgensi Pemahaman Hadis Kontekstual,”

Universum 13 No. 1 J (2019): 1–26

Umi Sumbulah, Kritik Hadis; Pendekatan Historis Metodologi (Malang: UIN Malang

Press, 2008),

Muhammad ibn Ismail Abu ‘Abdillah Al-Bukhari al-Ja’fi, Al- Jâmi’ al- Shahîh alMukhtashar, Dar Ibn Katsir al-Yamamah Beirut, 1987, Juz I,

h. 384 (selanjutnya disebut Al-Bukhari al-Ja’fi, Al-Jâmi’ al-Shahîh) Sayyid Shalih Abu

Bakr, Menyingkap Hadis-Hadis Palsu, terj. Ahmad Wakid, Judul Asli: al-Adhwa’ alQur’aniyyah fi Iktisah Ahadits al- Israiliyyah

Abu Zakaria Yahya al-Nawawi, al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim ibn al- Hajjaj, Dar al-Ihya

al-Turats al-‘Arabi, Beirut, 1392 H, Juz VI, h. 37 (selanjutnya disebut al-Nawawi, alMinhâj Syarh Shahîh Muslim)

Muslim ibn al-Hajjaj, Shahîh Muslim, Juz I, 553

‘Ali ibn Muhammad ibn ‘Ali al-Jurjani, al-Ta’rîfât, Dar al-Kitab al- Arabi, Beirut, 1405 H,

h. 72

Abdurrahman ibn al-Kamal Jalal al-Din al-Suyuthi, Al-Itqân fi‘Ulûm al- Qur’ân, Dar alFikri Beirut, t.th, Juz II, h. 13

Al-Bukhari, al-Jâmi’al-Shahîh, Juz II, h. 782

Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut, t.t, IV, h. 351 (selanjutnya disebut al- Tirmidzi, Sunan alTirmidzi)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 1989, h. 458

Edi Safri, Al-Imam al-Syafi’i, h. 160

Lihat Abu al-Sa’adat al-Mubarak ibn Muhammad al-Jaziri, al- Nihâyat fi Gharîb al-Hadîts

wa al-Atsar, Al-Maktabah al-Ilmiah, Beirut, 1979, Juz I, h. 955

Downloads

Published

2023-06-26