Watak dan Katakteristik Hadis Nabi (Peran Nabi, Ragam, Bentuk, dan Posisi Hadis dalam Pensyari’atan)

Authors

  • Ihsan Fauzal Firdaus Mahasiswa Pascasarjana Hadis UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Keywords:

Hadis, Karakteristik, Peran, Posisi

Abstract

Hadis Nabi Muhmmad SAW memiliki karakteristik dan watak khusus dibandingkan kaseluruhan panduan agama lain yang menjadi dogma. Dengan hadis, dapat diketahuilah bahwa al-Qur’an merupakan sumber resmi, karena hanya dengan itulah al-Qur’an bisa difahami secara menyeluruh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui sumber-sumber litarur yang berkaitan. Terkait dengan watak dan karakteristik hadis Nabi ini, paling tidak mencakup kepada tiga hal penting: (1) Peran Nabi Muhammad SAW di pelbagai aspek. Sehingga dengan itu dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW bisa berperan sebagai layaknya manusia bisa, tentu saja di lain hal beliau sangat istimewa karena seorang Rasul; (2) Ragam dan bentuk hadis Nabi, yang kemudian penulis memfokuskan bahasan kepada pembagian paling penting, yaitu hadis riwayah dan hadis dirayah; (3) Posisi hadis Nabi dalam pensyrari’atan. Ini urgen karena terkait dengan fungsi hadis Nabi itu sendiri.

References

Ahmad Zuhri, Fatimah Zahara, Watni Marpaung. (2014). Ulumul Hadis. In F. Z. Ahmad Zuhri, Ulumul Hadis (p. 62). Medan: Manhaji.

Al-Khatib, M. ‘. (1989). Ushul al-Hadits ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu . In M. ‘. Al-Khatib, Ushul al-Hadits ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu (p. 18). Beirut: Dar Fikr.

al-Qasimi, M. J.-D. (1961). Qawa’id al-Tahdits. In M. J.-D. al-Qasimi, Qawa’id al-Tahdits (p. 75). Kairo: al-Bab al-Halabi.

al-Siba’i, M. (1949). al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri’ al-Islami. In M. al-Siba’i, al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri’ al-Islami (p. 360). Kairo: Dar al-Qaumiyah.

Al-Suyuti, A. a.-R.-D. (1988). Tadrib al-Rawi fi Syarh Taqrib al-Nawawi. In A. a.-R.-D. Al-Suyuti, Tadrib al-Rawi fi Syarh Taqrib al-Nawawi (pp. juz 1, p. 40). Arab Saudi: Dar al-Thayyibah, t.t.

al-Thahhan, M. (1979). Taisir Musthalah al-Hadits. In M. al-Thahhan, Taisir Musthalah al-Hadits (pp. 132-137). Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim.

al-Tirmizi, M. M. (1974). Manhaj Dzawi al-Nazhar. In M. M. al-Tirmizi, Manhaj Dzawi al-Nazhar (p. 8). Beirut: Dar el-Fikr.

Bek, M. K. (1969). Ushul al-Fiqh. In M. K. Bek, Ushul al-Fiqh (pp. 241-242). Kairo: Maktabah al-Tijariyyah al-Kubra.

Daffa, M. (2023, 5 15). Ragam Penyebutan Identitas Periwayat dalam Kitab Sahih Bukhari dan Hubungannya Terhadap Kualitas Hadis. Ragam Penyebutan Identitas Periwayat dalam Kitab Sahih Bukhari dan Hubungannya Terhadap Kualitas Hadis. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Hamadah, A. M. (1965). al-Sunnah al-Nabawiyyah wa Makanatuja fi al-Tasyri’. In A. M. Hamadah, al-Sunnah al-Nabawiyyah wa Makanatuja fi al-Tasyri’ (p. 143). Kairo: Dar al-Qaumiyah.

Ismail, M. S. (1955). Kaidah Kesahihan Sanad Hadis. In M. S. Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (pp. 56-57). Jakarta: Bulan Bintang.

Mukhtar Yahya, Fatchurrahman. (1986). Dasar-dasar Pembinaan Fiqh Islami. In M. Y. Fatchurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Fiqh Islami (p. 40). Bandung: al-Ma’arif.

Shalih, M. S. (1988). Ulum al-Hadits wa Musthalahuh. In M. S. Shalih, Ulum al-Hadits, wa Musthalahuh (p. 107). Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayin.

Suparta, M. (2002). Ilmu Hadis. In M. Suparta, Ilmu Hadis (p. 72). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Downloads

Published

2023-06-26