TAMMAT (Journal Of Critical Hadith Studies)

Etika Bermedia Sosial: Kajian Kontekstual Hadis al-Muslimu Man Salima al-Muslimūna Min Lisānihi Wa Yadihi

2022-12-21T04:17:12+00:00

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika seorang muslim di media sosial. Karena saat ini bersosial tidak hanya dilakukan secara offline namun juga secara online khususnya di media sosial. Dalam hal ini, studi yang digunakan adalah kualitatif dan kepustakaan, dan metodenya adalah deskriptif analisis, yakni mendeskripsikan terlebih dahulu teks hadis tentang etika bersosial seorang muslim, kemudian menguraikan analisisnya sampai kepada kontekstualisasi hadis. Hasil penjelasan yang didapatkan adalah seorang muslim dalam menggunakan media sosial harus menggunakannya secara baik dan bijak sehingga pengguna lain tidak merasa dirugikan, seperti menghindari cyber-bullying, cyber-hate, dan hoax.

Studi Takhrij Hadis Terhadap Hadis Tentang Sedekah

2022-12-22T09:44:01+00:00

Sedekah merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt kepada umat islam untuk membantu muslim yang kesulitan. Namun, dalam suatu hadis Rasulullah saw memberikan pengertian bahwa sedekah bukan hanya tentang materi semata, namun perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang hamba merupakan sedekah. Penelitian ini mmengkaji tentang keotentisitasan dan keshahihan sebuah hadis yang menggunakan metode TMT3 (tashih, Muqoronah, Tahlil, Tarjih, dan tahkim) yaitu metode baru mengkritik hadis. Dalam hadis ini terdapat 5 alamat hadis, dengan kualitas hadis yang terbagi menjadi dua, yakni hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi dhoif karena terdapat illat pada sanadnya. Hadis riwayat Bukhori, Muslim, dan Abu Daud merupakan hadis shohih karena sanadnya muttasil dan semua perawinya tsiqqoh.

Takhrij Hadis dengan Metode Tashih, Muqoronah, Tahlil, Tarjih dan Tahkim Terhadap Hadis Tentang Perkara yang Tidak Putus Hingga Meninggal

2022-12-30T04:24:29+00:00

Takhrij hadis merupakan sebuah studi kritik terhadap hadis untuk mengungkap
keontetitasan sebuah hadis. Takhrij hadis dalam kajian ini tertuju pada hadis bab wasiat pada
salah satu hadis dalam pasal amalan yang tidak akan terputus walaupun meninggal. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengungkap keotentisitasan pada hadis idza mata al-insanu inqatha'a anhu dengan menggunakan metode TMT3, yaitu Tahlil, Muqaranah, Tahlil, Tarjih dan Tahkim. Hasil dari penelitian ini adalah bahwasannya hadis yang dikaji merupakan hadis yang berstatus shahih kualitasnya di keempat mashadir al-ashliyah manapun. Kuantitas keempat hadis yang dikaji juga merupakan hadis yang termasuk kedalam golongan ahad yang masyhur. Penelitian ini berguna untuk mempermudah dalam bahan ajaran atau pedoman pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar atau hal lainnya bagi yang membutuhkannya.

Tinjauan Terhadap Gerakan Ingkar Sunah di India, Pakistan dan Mesir

2023-02-01T05:13:44+00:00

India dan Pakistan menjadi tempat lahirnya kembali paham ingkar sunah setelah
sebelumnya sempat menghilang di Irak pada abad klasik, tujuan penulisan ini adalah untuk
membahas bagaimana paham ingkar sunah di India, Pakistan dan Mesir, metode yang digunakan
adalah metode kualitatif, dengan library research, Sir Ahmad Khan dan Ciragh Ali yang diusung
sebagai pelopor kemunculan paham ingkar sunah di India, Pakistan, sedangkan di Mesir lahir
tokoh ingkar sunah yang tak jauh lebih banyak seperti Taufiq Shidqiy, di antara mereka ada yang
diplomatis dalam memandang sunah namun ada juga yang berpandangan ekstrem dan menolak
hadis secara total. Penelitian ini telah mencoba meninjau inkar sunah dari beberapa temuan.
Namun seekstrem apapun, terdapat reaksi berbeda atau menolak sunah secara transmitif dan
kodifikatif yang menurutnya kontradiktif dengan al-Qur’an bukan sunah secara substantif,
karena diantaranya masih mengakui sunah praktis secara mutawatirah sekalipun bersifat
temporer.

Tipologi Pemahaman Hadis secara Tekstual dan Kontekstual

2023-01-05T06:54:33+00:00

Artikel ini bertujuan untuk menguraikan investigasi metodologis tentang tipologi
pemahaman hadis secara tekstual dan kontekstual. Artikel ini juga mendeskrifsikan dualisme
konsep pemahaman hadis antara tekstual dan kontekstual yang sejatinya tidak saling
menafikan satu sama lain melainkan diupayakan dapat menjadi dua instrumen yang saling
melengkapi. Melalui studi deskriptif-analitik, penulis sampai pada kesimpulan bahwa
Pemahaman tentang teks terjadi mestinya berjalan sepanjang zaman, seiring perkembangan
masyarakat, sebab kehidupan itu berkembang seiring dengan peradaban. Dengan demikian
suatu teks akan mampu menjawab terhadap persoalan zaman kedua bentuk pemahaman di
atas sangat penting dalam bidang hadis, karena antara bentuk yang satu dengan lainnya saling
memerlukan. Pemahaman hadis memiliki peran penting, namun dalam prakteknya kurang
diperhatikan sebagian orang, mereka lebih tertarik berpikir tentang langkah aplikasi
ketimbang membincangkan landasan filosofisnya. Pemahaman tentang teks terjadi mestinya
berjalan sepanjang zaman, seiring perkembangan masyarakat, sebab kehidupan itu
berkembang seiring dengan peradaban

Pendekatan Kontekstual dalam Memahami Hadis

2022-12-19T03:47:03+00:00

Pemahaman hadis yang tidak tepat dapat menyeret kita pada pemahaman
yang keliru, orang yang terlalu tekstualis dalam memahami hadis dapat terseret
pada pemahaman radikal yang kaku, sebaliknya orang yang terlalu kontekstualis
dalam memahami hadis dapat terseret pada pemahaman liberal yang tak mengenal
batas, sementara Islam sebagai agama yang paling sesuai dengan fitrah adalah
ajaran yang wasathi (moderat). Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan terkait pendekatan kontekstual dalam memahami hadis serta
menjelaskan kaidah apa saja yang harus dipegang untuk dapat memahami hadis
secara tepat. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian pustaka di
mana penulis berusaha untuk menghimpun tulisan dan pandangan dari para sarjana
dan ulama hadis di Indonesia maupun Timur Tengah yang telah banyak beredar
terkait tema pemahaman hadis, terutama terkait pendekatan kontekstual. Buku
Metodologi Pemahaman Hadis yang ditulis oleh Maizuddin dan berbagai artikel
jurnal, skripsi, dan tesis yang membahas tentang pemikiran Syuhudi Ismail dan Ali
Musthafa Ya’qub dalam pemahaman hadis berikut kritik atas pemikiran mereka
adalah di antara sekian buku rujukan yang penulis kutip dalam penulisan artikel ini

Asal Munculnya Inkar Sunah Studi Kasus Antara Sunah dan Al-Quran

2022-11-23T06:43:24+00:00

Agama islam adalah agama yang sempurna dan diperuntukan untuk seluruh manusia di bumi Allah. Untuk menunjang hal tersebut maka Allah turunkan wahyu yang terjaga untuk umat manusia akhir zaman, yaitu al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Ṣalallahu `Alaihi wa Sallam, akan tetapi datang kelompok yang mulai meragukan sunnah Rasulullah Ṣalallahu `Alaihi wa Sallam bahkan menolaknya. Maka dengan itu tujuan penelitian ini menjabarkan asal mula muncul kelompok ini serta mengungkap tentang terkaitanya sunnah Rasulullah Ṣalallahu `Alaihi wa Sallam dengan al-Qur'an. Dan metode yang digunakan yaitu kualitatif studi pustaka dengan pendekatan analisis konten. Penelitian ini menghasilkan bahwa Rasulullah Ṣalallahu `Alaihi wa Sallam telah mengkabarkan bahwa kelompok ini akan muncul ditengah kaum muslimin dan baru muncul dizaman Imam asy-Syafi'i secara kelompok dan al-Qur'an sangat berkaitan dengan sunnah dikarenakan barangsiapa yang menolak sunnah berarti dia telah menolak al-Qur'an, ini disebutkan di dalam al-Qur'an, sunnah, dan juga perkataan ulama.

Kontribusi Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Pemahaman Hadis Kontemporer

2023-01-14T18:21:14+00:00

Pada masa kehidupan Hasbi Ash-Shiddieqy, di Indonesia studi hadis dan keilmuanya dapat dikatakan masih langka, disebabkan masih sangat sedikitnya karya-karya di bidang hadis yang dihasilkan oleh ulama Indonesia. Namun perkembangan pengkajian hadis dan keilmuannya di Indonesia semakin mendapatkan tempatnya dan bahkan semakin pesat adalah pada akhir-akhir abad ke-20 Kriteria kesahihan hadis dalam pandangan Hasbi Ash-Shiddieqy harus memenuhi dua kriteria, yakni kriteria kevalidan sanad dan matn hadis. Sebagai tokoh yang juga ahli dalam bidang hadis, Hasbi Ash-Shiddieqy banyak memiliki pandangan dalam bidang ini. Untuk kepentingan pembahasan, penulis akan mensistematisasi pemikiran Hasbi dalam bidang hadis pada hal-hal berikut. Pertama, pandangannya tentang hakikat Hadis dan Sunnah serta periodisasinya. Kedua, kriteria kesahihan hadis, Ketiga, penelitian dan pemeliharaan Hadis. Keempat, metodologi pemahaman hadis (sharh al-hadîth).

Watak dan Katakteristik Hadis Nabi (Peran Nabi, Ragam, Bentuk, dan Posisi Hadis dalam Pensyari’atan)

2022-12-25T10:46:17+00:00

Hadis Nabi Muhmmad SAW memiliki karakteristik dan watak khusus dibandingkan kaseluruhan panduan agama lain yang menjadi dogma. Dengan hadis, dapat diketahuilah bahwa al-Qur’an merupakan sumber resmi, karena hanya dengan itulah al-Qur’an bisa difahami secara menyeluruh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui sumber-sumber litarur yang berkaitan. Terkait dengan watak dan karakteristik hadis Nabi ini, paling tidak mencakup kepada tiga hal penting: (1) Peran Nabi Muhammad SAW di pelbagai aspek. Sehingga dengan itu dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW bisa berperan sebagai layaknya manusia bisa, tentu saja di lain hal beliau sangat istimewa karena seorang Rasul; (2) Ragam dan bentuk hadis Nabi, yang kemudian penulis memfokuskan bahasan kepada pembagian paling penting, yaitu hadis riwayah dan hadis dirayah; (3) Posisi hadis Nabi dalam pensyrari’atan. Ini urgen karena terkait dengan fungsi hadis Nabi itu sendiri.

Takhrij Hadis tentang Menguap dari Setan dengan Menggunakan Metode Tashih, Muqaranah, Tahlil, Tarjih, Tahkim

2022-12-22T09:44:34+00:00

Kajian tentang menguap yang masih jarang kita ketahui apa manfaat bagi tubuh kita, pastinya ada manfaatnya bagi tubuh kita namun dibalik manfaat itu menguap juga merupakan tanda penyakit jika hal tersebut terjadi sangat sering. Bahkan sebab dari menguap itu masih menjadi misteri, Rasulullah SAW pun pernah menyinggungnya dalam beberapa hadis yang mengatakan bahwa meguap itu dari setan. Dalam penelitian ini akan meneliti tentang hadis Rasul tersebut yang mengatakan bahwa menguap itu dari setan dengan menggunakan metode TMT3 (Tashih, Muqaranah,Tahlil, Tarjih dan Tahkim). Tashih untuk menganalisis biografi, pengakuan antara guru dan murid sampai penilaian ulama tentang rawi tersebut. Muqaranah untuk membandingkan sanad maupun matan jika terdapat perbedaan. Tahlil yaitu melakukan analisa pada perbedaan tersebut apakah bisa dikompromikan atau tidak. Tarjih, yaitu menganalisa dari perbandingan tadi mana yang lebih unggul dibanding yang lainnya baik itu sanad maupun matannya. Tahkim yaitu menyimpulkan bahwa hadis tersebut termasuk hadis yang sahih, hasan, atau bahkan dha’if. Sehingga didapatkanlah hasil bahwa hadis tentang menguap dari setan itu dinilai hasan karena terdapat rawi yang bernilai shuduq.