KEDUDUKAN MAULID NABI SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM MENURUT PERSPEKTIF SYAFIQ RIZA BASALAMAH DAN MUHAIZAD BIN MUHAMMAD

Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji perbandingan pandangan mengenai hukum perayaan Maulid Nabi SAW antara Syafiq Riza Basalamah dan Muhaizad bin Muhammad. Latar belakang penelitian ini berfokus pada hukum perayaan Maulid Nabi SAW, serta pandangan yang muncul dari kedua tokoh tersebut. Syafiq Riza dan Muhaizad bin Muhammad memiliki pendekatan yang berbeda dalam menentukan hukum perayaan Maulid Nabi SAW, yang berlandaskan pada pemahaman teks hadis “Kullu Bid’ahti Dhalalah”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), yang menganalisis pandangan kedua tokoh serta literatur terkait. Analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif-komparatif untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara kedua pandangan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syafiq Riza Basalamah berpendapat bahwa hukum perayaan Maulid Nabi adalah bid’ah dan haram, karena dianggap sebagai sesuatu yang baru dalam konteks agama. Di sisi lain, Muhaizad bin Muhammad berargumen bahwa hukum perayaan Maulid Nabi diperbolehkan dan sebenarnya sudah ada pada masa Nabi SAW, meskipun cara perayaannya berbeda dengan yang dilakukan saat ini. Ia juga menekankan bahwa tidak semua bid’ah itu sesat, karena ada sahabat Nabi yang melakukan bid’ah dan menyatakan “sebaik-baik bid’ah adalah ini”. Banyak hal baru yang muncul di era sekarang yang tidak ada pada zaman Nabi SAW. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi masyarakat muslim mengenai hukum perayaan Maulid Nabi SAW di Indonesia dan Malaysia.

Kata Kunci: Maulid Nabi, Syafiq Riza Basalamah , Muhaizad bin Muhammad