Peran Lembaga Hukum Adat dalam Menyelesaikan Kasus Perzinaan di Nagari Koto Tuo dalam Tinjauan Fiqh jinayah

Authors

  • Rahmad Riski Mulya UIN Sunan Gunung Djati bandung, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.15575/jaa.v2i2.1342

Keywords:

Jinayah, lembaga hukum adat, Perzinaan

Abstract

Abstrak: Indonesia memiliki sistem hukum yang kompleks karena selain hukum positif, masyarakat juga masih menjunjung tinggi hukum adat. Di Minangkabau, khususnya di Nagari Koto Tuo, hukum adat masih digunakan dalam menyelesaikan kasus perzinaan yang dianggap merusak kehormatan keluarga dan tatanan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran lembaga hukum adat dalam penyelesaian kasus perzinaan dengan meninjau praktiknya melalui perspektif fiqh jinayah. Metode penelitian menggunakan pendekatan yuridis empiris dengan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara, observasi, dan studi literatur yang kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga hukum adat berperan strategis sebagai penjaga norma sosial melalui musyawarah keluarga dan Kerapatan Adat Nagari (KAN). Sanksi adat berupa denda (1 ameh) dan pengasingan (buang tikarang) berfungsi sebagai ta‘zīr untuk menjaga ketertiban dan kehormatan publik. Meski berbeda dari hudūd, mekanisme ini memiliki tujuan serupa, yaitu menjaga kehormatan dan memberi efek jera. Temuan juga menunjukkan efektivitas sanksi adat serta potensi integrasinya dengan prinsip fiqh jinayah. Kebaruan penelitian ini terletak pada upaya mengintegrasikan norma hukum adat dan fiqh jinayah sebagai kontribusi dalam pengembangan hukum yang lebih humanis dan aplikatif.

Kata Kunci: Jinayah, lembaga hukum adat, perzinaan

 

Abstract: Indonesia has a complex legal system because, in addition to positive law, the community still upholds customary law. In Minangkabau, particularly in Nagari Koto Tuo, customary law is still used to resolve cases of adultery, which are considered to damage family honor and social order. This study aims to analyze the role of customary law institutions in resolving adultery cases by reviewing their practices through the perspective of fiqh jinayah. The research method uses an empirical juridical approach with qualitative descriptive methods through interviews, observations, and literature studies, which are then analyzed. The results show that customary law institutions play a strategic role as guardians of social norms through family deliberations and the Nagari Customary Council (KAN). Customary sanctions in the form of fines (1 ameh) and exile (buang tikarang) function as ta'zir to maintain public order and honor. Although different from hudud, this mechanism has a similar purpose, namely to maintain honor and provide a deterrent effect. The findings also show the effectiveness of customary sanctions and their potential integration with the principles of fiqh jinayah. The novelty of this research lies in its attempt to integrate customary law norms and fiqh jinayah as a contribution to the development of a more humanistic and applicable law.

Keyword: Jinayah, customary law institution, adultery

References

A. Qodri Azizy. Eklektisisme Hukum Nasional: Kompetisi antara Hukum Islam dan Hukum Umum. Yogyakarta: Gama Media, 2002.

Abdul Qadir Audah. al-Tasyri‘ al-Jinā’i al-Islāmī. Kairo: Maktabah Dar al-Turath, 1999.

Abdul Wahab Khallaf. Kaidah-Kaidah Hukum Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2002.

Ahmad Hanafi. Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993.

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin, dan Imam Jalaluddin Al-Suyuti. Tafsir Jalalain. 2 ed. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2016.

Al-Mizon. Denda Adat Bagi Pelaku Zina DItinjau Dari Hukum Islam Study Kasus Di Desa Kota Rayo, kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin. Jambi: UIN Suthan Thaha Saifuddin, 2018.

Fitriani. Hukum Adat dalam Penyelesaian Kasus Perzinaan di Minangkabau. Padang: Andalas University Press, 2018.

Hidayat. “Perbandingan Penyelesaian Perkara Zina antara Hukum Adat dan Hukum Positif.” Jurnal Hukum dan Sosial 12, no. 2 (2020).

Ibnu Rusydi. Bidayatul Mujtahid. Jilid 5. Jakarta: Pustaka Amani, 1995.

Irfan Harmoko, SE.I, M. “Analisis Penerapan Denda Keterlambatan Pembayaran Angsuran Dalam Akad Pembiayaan Murabahah Di Bank Syariah (Berdasarkan Fatwa No. 17/DSN-MUI/IX/2000).” Qawãnïn Journal of Economic Syaria Law 3, no. 1 (28 Januari 2019): 32–49. https://doi.org/10.30762/q.v3i1.1480.

Ismu Gunadi, dan Junaidi Efendi. Cepat Dan Mudah Memahami Hukum Pidana Vol. VIII. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2019.

M. Idris Ramulyo. Hukum Islam: Suatu Pengantar dengan Pendekatan Normatif dan Sosiologis. Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Mahyuddin, Suardi. Dinamika Sistem Hukum Adat Minangkabau Dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung. Jakarta: PT. Candi Cipta Paramuda, 2009.

Mahyuddin, Suardi, dan Rustam Rahman. Hukum Adat Minangkabau Dalam Sejarah Perkembangan Nagari Rao-Rao. Jakarta: Citatama Mandiri, 2002.

Muis. Hukum Adat Minangkabau: Kajian Filosofis Dan Antropologis. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Pemprov Sumatera Barat. Pasal 1 angka 9 Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari (2018).

Rahmawati. Lembaga Adat dan Penyelesaian Jarimah dalam Perpektif Hukum Islam. Yogyakarta: UII Press, 2021.

Republik Indonesia. Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 (1945).

Soerjono Soekanto. Antropologi Hukum Dan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

———. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Suriayam Mustari Pide. Hukum Adat Dahulu, Kini, Dan Akan Datang. Jakarta: Prenada Media Group, 2014.

Tolib Setiadi. Intisari Adat Indonesia. Bandung: Alfabeta, 2013.

Topo Santoso. Pluralisme Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: PT. Ersesco, 1990.

Yunus, Yulizal, dan Datuk Rajo Bagindo. Modul Penguatan Pemangku Adat. Diedit oleh Januarisdi. Sumatera Barat: Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, 2018.

Yusnita Eva. Dari Komunal Ke Individual Perubahan Budaya Hukum Masyarakat Adat Minangkabau. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2021.

Zainuddin Ali. Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Additional Files

Published

2024-12-31

How to Cite

Mulya, R. R. (2024). Peran Lembaga Hukum Adat dalam Menyelesaikan Kasus Perzinaan di Nagari Koto Tuo dalam Tinjauan Fiqh jinayah. Jurnal Al-Jina’i Al-Islami, 2(2), 158–167. https://doi.org/10.15575/jaa.v2i2.1342

Citation Check

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.